tujuan belajar bahasa asing itu agar mampu berkomunikasi.
Sesederhana itu. Kalau sudah paham dan sepakat, mari lanjutkan membacanya. Kalau tidak, silahkan tutup laman ini.
Jadi, antara orang Inggris yang belajar Bahasa Inggris dengan orang asing (bukan orang Inggris) yang belajar bahasa Inggris, tentu memiliki tujuan berbeda dalam mempelajari bahasa tersebut. Iya gak?
Apa sih tujuan orang belajar?
Sebagian orang belajar untuk bisa. Sebagian lagi belajar untuk mahir. See? It's totally different. Perhatikan alur di bawah. Ada dua kondisi, satu seseorang berada di titik awal (belum bisa), satunya lagi di titik (sudah bisa). Inilah tahapan kita mempelajari sesuatu.
(belum bisa) --------> Belajar --------> Bisa
(sudah bisa) --------> Belajar --------> Mahir
Kita pun begitu bukan? Hingga tingkat menengah atas masih belajar Bahasa Indonesia, bahkan ada jurusan khusus di perkuliahan. Tujuannya untuk apa? Tentu bukan lagi sekedar agar kita bisa berbahasa Indonesia (karena kita memang sudah bisa), tetapi agar mahir berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Agar bisa membedakan "di-" sebagai imbuhan atau kata depan, agar tahu bahwa kata yang benar itu "semangat" bukan "cemungut" apalagi "c3muNguut", Eaaa! Hehehe...
Sebagian orang belajar untuk bisa. Sebagian lagi belajar untuk mahir. See? It's totally different. Perhatikan alur di bawah. Ada dua kondisi, satu seseorang berada di titik awal (belum bisa), satunya lagi di titik (sudah bisa). Inilah tahapan kita mempelajari sesuatu.
(belum bisa) --------> Belajar --------> Bisa
(sudah bisa) --------> Belajar --------> Mahir
Kita pun begitu bukan? Hingga tingkat menengah atas masih belajar Bahasa Indonesia, bahkan ada jurusan khusus di perkuliahan. Tujuannya untuk apa? Tentu bukan lagi sekedar agar kita bisa berbahasa Indonesia (karena kita memang sudah bisa), tetapi agar mahir berbahasa Indonesia yang baik dan benar. Agar bisa membedakan "di-" sebagai imbuhan atau kata depan, agar tahu bahwa kata yang benar itu "semangat" bukan "cemungut" apalagi "c3muNguut", Eaaa! Hehehe...
Belajar bahasa itu ibarat nyetir mobil.
Naaah, kembali ke laptop. Mengapa analoginya mobil dan bahan bakar? Kira-kira seperti ini:
- Mobil itu alat; bisa diumpamakan sebagai BAHASA yang ingin/sedang dipelajari.
- Bahan bakar itu pendukung; bisa diumpamakan sebagai KOSAKATA
- Setelah itu ada pengemudi yang diibaratkan sebagai kita si PEMBELAJAR, yang sedang belajar mengemudi.
Dan, mengemudi ibaratnya BERKOMUNIKASI.
Jadi, dalam belajar bahasa asing bisa diibaratkan seperti sedang (belajar) mengendarai mobil. Harus ada mobilnya, bahan bakarnya, juga pengemudinya.
MOBIL itu ibarat BAHASA. Mobil ada banyak jenis/merek, ada BMW, Lambo, Honda, dll. Bahasa pun begitu, ada Inggris, Arab, Indonesia, Jepang, Rusia, dll. Silahkan memilih mau mengendarai (berkomunikasi) dengan yang mana.
Sesudah menentukan pilihan, selanjutnya adalah bagaimana untuk membuat mobil tersebut bisa berjalan, tentu saja salah satunya harus ada bahan bakar.
BAHAN BAKAR dalam konteks belajar bahasa di sini adalah KOSAKATA. Kapasitas bahan bakar yang dimiliki akan mempengaruhi seberapa jauh kendaraan akan melaju. 1 liter paling hanya beberapa kilo, 10 liter bisa puluhan kilo, bisa dibayangkan kan kalo punya bahan bakar banyak? 100 liter, 200, 500, dst.... Kosakata pun sama, jika perbendaharaannya sedikit maka kemampuan BERKOMUNIKASI kita pun potensinya jadi terbatas, kalau banyak tentu potensinya lebih lagi. Sesederhana itu.
Maka, mau tidak mau, jika ingin mampu fasih/lancar dalam berbahasa Inggris/asing, perkaya stok kosakata kita.
Terakhir adalah PENGEMUDI. Dia diibaratkan kita sebagai si PEMBELAJAR. Dialah yang menentukan hasil akhirnya, apakah mobilnya akan bergerak atau tidak, apakah mau atau tidak untuk mengendarai mobil tersebut. Apakah mau atau tidak kita untuk berbicara dalam bahasa asing tersebut.
Sumber daya yang dimiliki seperti mobil dan bahan bakar, semuanya akan menjadi percuma ketika si pengemudi memutuskan untuk tidak berangkat kemana-mana. Sebagus apapun mobilnya, sebanyak apapun bahan bakarnya, jika si pengemudi tidak pernah mau mengendarai mobil tersebut, he’s going nowhere. Sebaliknya, meskipun memiliki bahan bakar yang minim, jika si pengemudi mau mengendarainya tentu akan mampu jalan, meskipun hanya 1 meter.
Sumber daya yang dimiliki seperti mobil dan bahan bakar, semuanya akan menjadi percuma ketika si pengemudi memutuskan untuk tidak berangkat kemana-mana. Sebagus apapun mobilnya, sebanyak apapun bahan bakarnya, jika si pengemudi tidak pernah mau mengendarai mobil tersebut, he’s going nowhere. Sebaliknya, meskipun memiliki bahan bakar yang minim, jika si pengemudi mau mengendarainya tentu akan mampu jalan, meskipun hanya 1 meter.
Dalam berbahasa pun sama, sebanyak apapun pengetahuan tentang bahasa, sebanyak apapun perbendaharaan kata, jika kita tidak (pernah) mau berbicara/praktik, ya tidak akan pernah maju-maju. Tidak akan pernah bisa. Tidak akan pernah lancar.
Progress is progress, no matter how small.
Jadi, buat kalian yang sedang belajar bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya. Mari selalu semangat dan memiliki kemauan untuk bisa serta mempraktikannya setiap saat, sesering mungkin. Agar keinginan untuk mampu berkomunikasi mengunakan bahasa Inggris bisa terwujud. Aamiin.
Lalu dimana posisi grammar (tata bahasa) dalam konsep ini? Mengapa tidak ada? Apakah tata bahasa tidak penting dalam proses belajar Bahasa Inggris?
Sudah kuduga... :) Baiklah nanti saya akan jelaskan di postingan berikutnya. Semoga bermanfaat. Wallahu'alam.